Bukit Asam Budidayakan Kaliandra Merah untuk Co-firing PLTU

Rena Laila Wuri
12 Januari 2024, 13:30
Petugas PLN melakukan pengecekan terhadap biomassa yang berasal dari serbuk kayu untuk digunakan sebagai substitusi bahan bakar batu bara atau co-firing di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya, Cilegon, Banten.
PLN
Petugas PLN melakukan pengecekan terhadap biomassa yang berasal dari serbuk kayu untuk digunakan sebagai substitusi bahan bakar batu bara atau co-firing di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya, Cilegon, Banten.
Button AI Summarize

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melakukan budidaya kaliandra merah untuk dikembangkan sebagai biomassa. Budidaya kaliandra merah dilakukan sejak Oktober 2023 di atas lahan seluas 80 hektare (ha) di Tanjung Enim, Sumatera Selatan.

Direktur Pengembangan Usaha PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Rafli Yandra, mengatakan kaliandra merah nantinya akan diolah menjadi wood pellet, bahan bakar campuran batu bara (co-firing) di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

"Budidaya kaliandra merah juga menjadi salah satu wujud reklamasi dalam bentuk lain yang dilakukan oleh Perusahaan. Hal ini merupakan upaya PTBA dalam mendukung transisi energi demi mencapai target Net Zero Emission pada 2060 yang ditetapkan Pemerintah," kata Rafli dalam keterangan pers dikutip, Jumat (12/1). 

Rafli mengatakan, kerja sama dengan berbagai pihak dijalin untuk mendorong peningkatan nilai tambah batu bara serta pengembangan teknologi di bidang energi baru dan terbarukan (EBT). Di antaranya melalui kolaborasi dengan Badan Riset & Inovasi Nasional (BRIN) dan berbagai perguruan tinggi.

Dia mengatakan, terobosan-terobosan diperlukan untuk mencapai visi menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan. Kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak dibutuhkan untuk menyukseskan transformasi PT Bukit Asam Tbk.

"Kami berharap kerja sama dengan berbagai pihak bisa melahirkan inovasi yang menciptakan bisnis berkelanjutan," ucapnya.

Rafli juga mengatakan proyek-proyek strategis pun terus dijalankan untuk mendukung kinerja Perusahaan. Misalnya saja Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mulut Tambang Sumsel-8 (2x621,72 MW) yang beroperasi mulai 7 Oktober 2023.

Pembangkit ini menerapkan teknologi Supercritical Steam Generator yang efisien dan ramah lingkungan. Selain itu, teknologi Flue Gas Desulfurization (FGD) digunakan untuk menekan emisi gas buang.

Halaman:
Reporter: Rena Laila Wuri
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...